KTQS #1033-1035
Seri : ‘KAMI’ (1)
Kalau kita perhatikan di terjemahan Al Quran, Kenapa Al Quran sering menggunakan kata ‘KAMI’ untuk ALLAH SWT?”
Bukankah ‘KAMI’ itu bermakna BANYAK atau JAMAK? Apakah itu artinya Al Quran mengakui Tuhan itu lebih dari satu?
Sesungguhnya tidak demikian, maknanya adalah bahwa Penggunaan kata ‘KAMI’ di dalam Al-Quran itu digunakan bahwa Allah SWT tidak bertindak atau bekerja sendiri, tetapi melainkan bersama atau menyuruh utusan-utusanNya yaitu para Malaikat, para Nabi dan Rasul, dan makhluk hidup lainnya yang Allah SWT Ciptakan sendiri.
Contohnya Surat Al-Hijr ayat 66, “Dan telah KAMI wahyukan kepadanya perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh”
Kalimat “KAMI wahyukan …” disini berarti ada peran makhluk lain yaitu Malaikat Jibril sebagai pembawa atas perintah Allah SWT yang kemudian disampaikan kepada para Nabi dan Rasul kemudian disampaikan kepada umatnya …
Contoh lain Surat Al-Ankabut ayat 7 “Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, benar-benar akan KAMI hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.”
Di sini kalimat “KAMI hapuskan” berarti Allah SWT menyuruh malaikat pencatat amalan buruk/dosa (Atid) untuk menghapuskan dosa-dosanya itu.
Dan kalimat “KAMI beri balasan” berarti Allah menyuruh malaikat pencatat amal baik (Raqib )untuk mencatat kebaikan mereka dan menyuruh para malaikat lainya untuk menyiapkan tempat di syurga atas apa yang mereka kerjakan.
Contoh lain Surat Al-Israa ayat 70 “…dan telah KAMI beri mereka rezeki dari yang baik-baik …” artinya yang berperan disini Allah menyuruh malaikat pemberi rizqi (Mikail) kemudian diberikan kepada manusia melalui perantara tumbuhan, hewan-hewan, ataupun melalui manusia juga.
Seri : ‘KAMI (2)
Allah Swt menggunakan kata “KAMI” didalam Alquran (dalam bahasa Arab adalah “NAHNU” juga “INNA” atau kata kerja yg diakhiri dgn huruf “NAA”).
Contoh 1 : “Nahnu (kami)” bisa digunakan untuk lebih dari satu yaitu “kami” (plural – jamak – banyak), bisa juga untuk “satu orang” yaitu “saya-sendiri” dgn makna “kemuliaan”. (dalam Bahasa Arab )
Contoh 2 : “Antum (kalian)” bisa digunakan untuk lebih dari satu yaitu “Kalian” (plural – jamak – banyak), bisa juga untuk “satu orang” yaitu “Anda” dgn makna “kemuliaan”. (dalam Bahasa Arab ) (bukan kata “kamu”, yang tidak sopan diucapkan kepada orang tua)
Kata “Antum (kalian)”, bisa digunakan untuk memanggil seseorang yg seorang diri – bukan jamak/plural). Bukan berarti “Antum” ini bermakna “kalian” (jamak) akan tetapi BERMAKNA satu untuk “PENGHORMATAN.
Kita bandingkan bahasa Inggris dgn Arab.
I (am) = saya, aku.
You = kamu
We = kami
They = Mereka
He = dia (laki-laki)
She = dia (wanita)
It = dia (benda & hewan)
Bahasa Arab :
Huwa = dia (laki-laki)
Huma = dia berdua (laki-laki)
Hum = mereka (laki-laki)
Hiya = dia (perempuan)
Huma = dia berdua (perempuan)
Hunna = mereka (perempuan)
Anta = kamu (laki-laki)
Antuma = kamu berdua (laki-laki)
Antum = kalian (laki-laki)
Anti = kamu (perempuan)
Antuma = kamu berdua (perempuan)
Antunna = kalian (perempuan)
Ana = Saya, Aku
Nahnu = Kami
Belum lagi jika nanti disandingkan dgn kata kerja maka akan berubah lagi, tatabahasa arab sangat lengkap.
Karena itu kita harus mengembalikan makna kata dalam Alquran ke BAHASA ASLINYA, yaitu BAHASA ARAB. Juga cara membacanya karena Alquran itu Kalamullah yg diturunkan kepada Nabi Muhammad dgn LISANUN ‘AROBIYYUN (bukan lisanun jawaniyyun, sundaniyyun, dll), jd harus sesuai dgn aturan bahasa arab.
Seri : ‘DIA’, ‘AKU’ dan ‘ALLAH’
Di terjemah Al-Quran selain kata ‘KAMI’ juga ada penggunaan kata ‘AKU’ ‘ALLAH’ dan ‘DIA’. Kapan kata-kata itu digunakan ?
Kata ‘AKU’ ‘ALLAH’ dan ‘DIA’ digunakan untuk perintah langsung kepada ALLAH SWT, tanpa perantara-perantara, seperti memohon ampun atau bertobat kepada-Nya, mengungkapkan bahwa Dialah Tuhan satu-satunya, agar menyembah kepada-Nya semata seperti dalam surat Al-Iklash.
Dalam bahasa Arab adalah “ANA” juga “INNI” atau kata kerja yg diakhiri dengan huruf “TU”, atau juga langsung dengan lafadz “Allah” sendiri, begitu pula dgn kata “Dia” / “Huwa” dalam bahasa Arab.
contoh Ayat,
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ وَجَعَلَ لَهُمْ أَجَلا لا رَيْبَ فِيهِ فَأَبَى الظَّالِمُونَ إِلا كُفُورًا
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah kuasa (pula) menciptakan yang serupa dengan mereka, dan telah menetapkan waktu yg tertentu bagi mereka yg tidak ada keraguan padanya? Maka orang-orang zalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran.” (Al-Israa’ Ayat 99)
Dengan maksud SUATU PENCIPTAAN YANG TIDAK MELIBATKAN MAKHLUQ MANAPUN, umumnya ALLAH SWT mengatakan “ANA” / “INNI” (AKU) atau juga “HUWA” (DIA) bisa juga lafadz “ALLAH” sendiri.
“MENUNJUKKAN” HANYA ALLAH SWT SENDIRI YANG MENCIPTAKAN. TIDAK ADA UNSUR LAIN / MAKHLUQ LAIN (SEKUTU) YG MEMBANTU PENCIPTAANNYA.
Contoh Ayat yang lain,
وَخَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ
“Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yg benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yg dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.” (Al-Jaatsiyah Ayat 22)
Maksudnya, Allah Swt. sendiri yg menciptakan langit & bumi tanpa ada keterlibatan makhluq lainnya yg membantu.