KTQS # 1917
NYIMAK BACAAN AL QUR’AN ITU IBADAH
Keutamaan al qur’an bukan hanya sekedar dibaca, namun juga tatkala menyimaknya. Menyimak bacaan orang lain tatkala sedang membaca al qur’an , termasuk amalan yang mulia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Apabila dibacakan al qur’an maka simaklah, dan diamlah, semoga kalian diberi rahmat”.
(QS.Al A’raf: 204)
Al Allamah Abdurrahman As-Sa’di tatkala menerangkan ayat ini berkata :
“Perintah ini sifatnya umum bagi setiap yang mendengar kitabullah dibacakan, maka dia diperintahkan untuk menyimaknya dan diam.
Perbedaan antara menyimak dan diam, bahwa diam secara zahir adalah meninggalkan berbicara , atau tidak menyibukkan diri dengan hal- hal yang melalaikannya dari menyimak.
Adapun menyimak, yaitu dengan cara memasang pendengarannya, menghadirkan hatinya, dan melakukan tadabur terhadap apa yang disimaknya.
Maka barangsiapa yang melakukan dua hal ini tatkala dibaca kitabullah, maka niscaya dia akan meraih kebaikan yang banyak dan ilmu yang melimpah, serta keimanan yang senantiasa diperbaharui, hidayah yang terus bertambah, dan pemahaman tentang agamanya”. (Taisir Al Karim Ar Rahman)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan teladan dalam hal menyimak al qur’an.
Telah diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu Anhu bahwa suatu ketika Rasulullah berkata kepadanya : Bacakan kepadaku al qur’an.
Ibnu Mas’ud menjawab: Wahai Rasulullah, bagaimana Aku membacakannya kepadamu sedangkan al qur’an itu diturunkan kepadamu? Maka Rasulullah berkata: Aku senang mendengarnya dari selainku.
Lalu Ibnu Mas’ud pun membaca surah An Nisaa, hingga sampai pada ayat :
“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)”. (QS.An Nisaa:41)
Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “cukup .” Ibnu Mas’ud berkata: Aku menoleh kepadanya, Aku melihat beliau menangis.”(Muttafaq Alaihi)
Lihatlah bagaimana pengaruh bacaan Al qur’an pada diri Nabi ketika beliau menyimaknya? Beliau menangis, yang menunjukkan bahwa Beliau menyimak setiap lafazh- lafazh firman Allah yang dilantunkan oleh Ibnu Mas’ud.
*“Barangsiapa yang menyimak satu ayat dari kitabullah, akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat*. (Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dalam Mushannaf-nya)