KTQS # 1711 DARAH NAJIS ?

KTQS # 1711

DARAH NAJIS ?

Darah manusia itu najis hukumnya, yaitu darah yang mengalir keluar dalam jumlah yang besar dari dalam tubuh. Dan dasarnya adalah firman Allah SWT :

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai dan darah”. (QS. An-Nahl : 115)

“Para fuqaha sepakat, darah itu dihukumi haram dan najis, darah tersebut tidak boleh dimakan, dan tidak boleh dimanfaatkan. (Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah (21:25)

“Adapun darah, aku tidaklah melihat ada ulama yang menganggapnya suci”. (Imam Al-Qarafi dalam Al-Furuq 2:119)

“Ada ijmak di antara para ulama, bahwa darah yang mengalir itu rijsun najis”. (Imam Ibnu ‘Abdil Barr At-Tamhid, 22:230)

“Darah itu najis dan ini adalah ijmak kaum muslimin”. (Imam Nawawi Syarh Shahih Muslim, 3:177)

Karenanya, jika darah terkena pakaian maka wajib baginya dibersihkan.

Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya pakaian itu harus dicuci bila terkena mani, air kencing dan darah”. (HR. Ad-Daruquthny). Maksud dicuci adalah dibersihkan walaupun hanya sekedar dikerik.

“Kami terbiasa mengenakan satu pakaian yang kami kenakan saat haid. Jika pakaian kami terkena darah, cukup menuangkan air, lalu darah tersebut dikerik dengan kuku”. (HR. Bukhari, no. 312)

Begitupula darah haid,
“Seorang perempuan datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata, ‘Pakaian salah seorang dari kami terkena darah haid, apa yang harus ia lakukan?’ Beliau menjawab, ‘Keriklah darah itu terlebih dahulu, kemudian bilaslah dengan air, kemudian cucilah ia. Setelah itu engkau boleh memakainya untuk shalat”. (HR. Bukhari, no. 330 dan Muslim, no. 291)

Barakallahu fiikum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *