KTQS # 1443
Shirathal Mustaqim ?
Shirat al-Mustaqim (الصراط المستقيم, Ash-Shirathal Mustaqim) kalimat ini terdapat dalam surat Al Fatihah, secara harfiah artinya “jalan (yang) lurus”.
Namun menjadi janggal jika dikaitkan dengan istilah jembatan shirathal mustaqim.
Begini kajiannya,
Penamaan Ash-Shirath terdapat dalam hadist Abu Hurairah ra:
“Maka dibuatlah Ash-Shirath di atas jahannam.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dan dalam hadist yang lain:
“Dan diutus amanah dan kekerabatan, maka keduanya berdiri di kedua tepi Ash-Shirath.” (HR. Muslim)
Seperti apakah jembatan tersebut?
Abu Said Al-Khudry ra mengatakan :
“Sampai kepadaku bahwa jembatan ini (ash-shirath) lebih lembut dari rambut dan lebih tajam dari pedang.” (HR. Muslim 1/167)
Dalam riwayat lain dikatakan, Rasulullah saw bersabda :
“Licin lagi menggelincirkan, diatasnya terdapat besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, Ia bagikan pohon berduri di Nejd, dikenal dengan pohon Sa’dan. Dan dibentangkanlah jembatan Jahanam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para Rasul pada saat itu, “Ya Allah Selamatkan lah, selamatkanlah,”. Pada Shirath itu juga terdapat pengait-pengait seperti duri pohon Sa’dan. Hanya saja tidak ada yang mengetahui ukuran besar kecuali Allah. Maka Ia mengait manusia, sesuai dengan amalan mereka,” (HR. Al-Bukhari)
Jadi Shirath adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju ke surga, semua manusia akan melewatinya, sesuai dengan amalan mereka, ada yang terjatuh ke neraka, ada yang melewatinya dengan cepat dan ada yang melewatinya dengan lambat.
Penamaan Ash-Shirath menjadi jembatan shirathal mustaqim maka tambahan “mustaqim” tidak diketahui asalnya.
Lalu Ash-Shirath dikatakan seperti rambut dibelah tujuh pun tidak diketahui dalilnya.
Penjelasan yang ada di dalam Al-Quran dan As-Sunnah tentang Ash-Shirath sudah mencukupi tanpa harus dibumbui dengan cerita-cerita yg berlebihan.
Salam !