Kajian Tematis al-Qur’an
& as-Sunnah # 346
SHALAT TAHAJUD : Apakah Harus Tidur Dahulu?
Hukum shalat malam adalah sunah muakkad, yaitu mendekati wajib tetapi tidak wajib. Dengan kata lain, shalat malam sangat dianjurkan, itulah sebabnya para orang saleh terdahulu menjadikan shalat malam sebagai kebiasaan.
Hal ini dijelaskan dalam firman Allah swt,
”Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji”. (QS. Al Israa 79)
Waktu shalat malam adalah setelah shalat ‘isya s.d sebelum shalat shubuh.
Jadi, semua shalat yang dilakukan setelah ‘isya (di luar shalat sunat rawatib 2 raka’at setelah ‘isya) sampai masuknya waktu shubuh, disebut dengan shalat malam.
Lalu, bagaimana dengan tahajjud? Apakah bedanya dengan shalat malam?
Ibnu Faris berkata, “Adapun orang yang ber-tahajud (اَلْمُتَهَجِّدُ) adalah orang yang shalat di waktu malam”. (Lihat Fathul Bari, 3:5)
Jadi shalat malam dan tahajjud adalah hal yang sama. Hanya beda istilah saja.
Banyak orang yang beranggapan bahwa untuk tahajjud, kita harus tidur terlebih dahulu. Anggapan ini kurang tepat karena tidur bukanlah ‘keharusan’ atau ‘syarat sah’nya tahajjud.
Rasulullah saw bersabda:
“Apabila kamu mengantuk ketika shalat, maka tidurlah terlebih dahulu sampai hilang rasa kantukmu. Karena bila kamu mengantuk dalam shalat, mungkin suatu ketika kamu bermaksud memohon ampunan kepada Allah, tetapi ternyata kamu justru memaki-maki diri kamu sendiri”. [HR. Bukhari 205, Muslim 1309]
Tidur terlebih dahulu adalah anjuran, bukan keharusan, karena waktu utama tahajjud adalah 1/3 terakhir malam agar kita tidak mengantuk dan kepayahan.
Namun, semampu kita, tidur ataupun tidak tidur terlebih dahulu, shalat malam adalah ibadah yang sangat baik karena banyak sekali keutamaannya.
Semoga Allah memudahkan kita mengamalkannya.
Salam !