KTQS # 866
HADITS SHAHIH DIRUBAH ISINYA :
Bermaaf-maafan Sebelum Ramadhan ? (Bag-2)
Inilah HADITS SHAHIH yg isinya sdh dirubah seperti dikajian kemarin. Menyelewengkan isi hadits shahih ini untuk menakut-nakuti orang, sehingga beramai-ramailah org saling bermaafan tanpa sebab.
Hadits ini terdapat pada kitab Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) dan kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254), Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212) isinya seperti ini : “Dari Abu Hurairah: Rasulullah Saw naik mimbar lalu bersabda: ‘ Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: 1. ‘Allah melaknat seorang hamba yg melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, 2. Kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yg mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah ( karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. 3. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hamba yg tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka. kukatakan, ‘Amin”.”
Dari sini jelaslah kedua hadits tsb (lihat kajian kemarin) adalah dua hadits yg berbeda.
TIDAK TERDAPAT KALIMAT BERMAAF-MAAFAN SEBELUM RAMADHAN. JADI TIDAK PERLU BAGI KITA BERMAAFAN SECARA KHUSUS KESEMUA ORANG SEBELUM RAMADHAN.
Rasulullah & para sahabatnya tidak pernah melakukan bermaafan sebelum Ramadhan, padahal mereka lebih beriman & lebih takut akan dosa.
Juga kebiasaan berziarah/nyekar sebelum Ramadhan itu BUKAN berasal dari ajaran Islam tapi dari ajaran sinkritisme.
Salam !