KTQS # 588
I LOVE SUNNAH
Seseorang mendapatkan Pahala itu BUKAN dari ibadah yg dilakukannya,
TETAPI dari ketaatannya kpd Allah Swt dan Rasulullah Saw akan ibadah tsb (tatacara dan rukun2nya).
PERHATIKAN LOGIKANYA:
1. Kalau kita beranggapan bahwa mendapatkan kebaikan & pahala itu adalah dari IBADAH YANG DILAKUKAN,
Maka kita akan akan merasa cukup dan puas dgn ibadah yg Rasulullah ajarkan. Lalu di tambah2 kannya di dalam ibadah tsb hal2 diluar sunnah.
2. Tapi kalau kita beranggapan mendapat kebaikan & pahala itu dari KETAATAN,
Maka SUDAH CUKUP apa yg Rasulullah ajarkan kepada kita, kita taat pada syariat-Nya dan Sunnahnya.
PERHATIKAN KAIDAHNYA :
1. “Hukum asal dari ibadah adalah batal/Haram, kecuali ada perintah”. (Imam As Suyuthi dan Ibnu Qoyyim)
2. “Hai orang2 yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya…”
(QS. Al Hujurat :1)
Maksudnya orang2 mukmin : Tidak boleh menetapkan sesuatu hukum & membuat cara ibadah sebelum ada perintah dari Allah dan tuntunan dari Rasulullah.
Jadi, Indahnya Syariat Islam yang Rasulullah sampaikan kepada kita, TIDAK MEMBUTUHKAN KREATIFITAS KITA. Cukup yg diajarkan Rasulullah saja.
BERSEDIKIT ibadah dalam SUNNAH itu LEBIH BAIK daripada BERBANYAK ibadah namun TIDAK SESUAI SUNNAH Rasulullah Saw.
Lakukan ibadah yg sesuai sunnah, tinggalkan yg tdk sesuai sunnah, Insyaa Allah akan menghantarkan kita dari kegelapan menuju cahaya sunnah yg terang benderang yang akan menunjukan kepada kita jalan ke surga-Nya.
Lalu untuk apa kita melakukan ibadah yang tidak Rasulullah ajarkan?
Apalagi sampai bertengkar karena berbeda dgn yg biasa dilakukan.
Bukankah Allah meminta kita agar taat kepada Rasulullah, yg artinya sekaligus sebagai ketaatan juga kepada Allah?
“Barangsiapa yang menaati Rasul, sesungguhnya ia telah menaati Allah”. (An-Nisa’ : 80)
“Barang siapa menentang Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya”. (Al-Anfal : 13)
Kalau bukan Sunnah Rasulullah Saw, lalu mau mengikuti Sunnah siapa ?
Semoga Tercerahkan…
Salam !